Sudah
lama sekali saya tidak meneruskan pembahasan saya mengenai tabernakel. Dalam
postingan saya sebelumnya, saya sudah membahas mengenai halaman tabernakel dan
pintu kemah. Berarti sekarang saya akan membahas sebuah alat yang ada di dalam
kemah suci yaitu “meja roti sajian”. Dalam kitab Keluaran 25:23-30, Tuhan memerintahkan untuk membuat sebuah meja
yang di atasnya akan diletakkan 12 ketul roti.
Dalam
Yohanes 6:35, Tuhan Yesus mengatakan
bahwa DIA adalah roti hidup. Sedangkan dalam Yohanes 1:14, mengatakan bahwa Yesus adalah Firman yang menjadi
manusia. Berarti roti yang ada di atas meja roti sajian berbicara tentang “FIRMAN
TUHAN”. Sedangkan meja berbicara tentang hati manusia. Karena Firman Tuhan hanya
dapat diletakkan di dalam LOH hati kita (Amsal 7:3). Jadi, meja roti sajian menggambarkan kehidupan orang Kristen yang
selalu meletakkan Firman Tuhan dalam LOH hati mereka dan yang selalu suka
mendengarkan Firman Tuhan serta dengan rela untuk melakukan Firman Tuhan siang
dan malam.
Tuhan
memerintahkan Harun untuk membuat meja roti sajian yang disalut dengan emas (Keluaran 25:24). Emas berbicara kemurnian,
sehingga sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan terlebih dahulu kita harus
memurnikan hati kita dari semua dosa. Kalau kita tidak memurnikan hati kita
dari dosa, maka pada saat kita mendengarkan Firman Tuhan hati kita akan
menolaknya. Kita akan bermain-main dalam mendengarkan Firman Tuhan. Kita akan
bersungut-sungut ketika Firman Tuhan menegur kesalahan kita. Tetapi jika kita
menyucikan hati kita sebelum mendengarkan Firman Tuhan maka kita akan seperti
Maria yang duduk diam mendengar firman di kaki Yesus (Lukas 10:39). Walaupun kita ditegur oleh Firman, hati kita akan
bersuka cita dalam mendengarkan Firman itu.
Jumlah
roti yang ada di atas meja adalah 12 ketul menggambarkan jumlah rasul atau murid-murid
Yesus. Artinya kita harus mau bertekun dalam pengajaran rasul-rasul seperti
jemaat mula-mula (Kisah Para Rasul 2:42).
Darimana kita memperoleh pengajaran rasul-rasul ini? Tentu saja dari
pertemuan-pertemuan ibadah kita bersama orang-orang percaya. Kita tidak bisa
berkata untuk apa ke gereja kalau aku bisa mengetahui Firman Tuhan dengan
membaca Alkitab setiap hari? Itu adalah pemikiran yang keliru. Kita memang bisa
membaca Alkitab tetapi maksud dan arti dari apa yang kita baca hanya kita
dapatkan dalam persekutuan dengan orang-orang percaya.
Roti-roti
tersebut harus dibuat 2 susun dimana setiap susun terdiri atas 6 ketul roti (Imamat 24:6). Berarti dari susunan roti
tersebut akan tercipta angka 66. Angka 66 berbicara tentang jumlah kitab yang
ada di Alkitab yaitu 66 buah dengan rincian 39 buah dalam perjanjian lama dan
27 buah dalam perjanjian baru. Ini berarti bahwa jauh sebelum Alkitab ada,
Tuhan sudah memberikan tanda bahwa kitab yang sebenarnya berjumlah 66 buah. Jadi,
jika ada kitab yang lebih dari 66 buah maka kitab itu sudah tidak sesuai dengan
ketentuan Tuhan. Jangan coba-coba untuk menambahkan atau mengurangkan Firman
Tuhan karena mereka akan mendapatkan hukuman dari Allah Yang Maha Kuasa (Wahyu 22:18-19).
Saudara
dan saudariku, marilah hidup dalam kebenaran Firman Tuhan karena itulah yang
ALLAH kehendaki dalam kehidupan kita. Jangan pernah meragukannya, dengarkan
Firman Tuhan, renungkan siang dan malam lalu lakukan maka berkat-berkat Tuhan
tidak akan putus-putusnya mengalir dalam kehidupanmu.
Bersambung……………
Penulis
: Lisfer Wandi Simangunsong, S.Pd (Ketua PMGPM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar