Syalom…!
Akhir-akhir
ini kita sedang disuguhkan pemberitaan mengenai pembantaian Israel ke Gaza
(Palestina). Secara kemanusiaan kita memang sangat sedih melihat hal tersebut. Tapi,
kita tidak boleh bodoh (tidak mengerti) persoalan yang melatarbelakangi perang
tersebut. Dalam kitab Amos 1:6–8,
dikatakan bahwa Allah pencipta langit dan bumi yang menghukum Gaza karena
bangsa Filistin (Palestina) telah melakukan tiga kesalahan yang jahat. Kalau Tuhan
sudah berfirman siapakah yang mampu melawanNYA?
Kita
akan melihat latar belakang Tuhan menghukum Palestina (Filistin). Orang Filistin
(Palestina) merupakan saudara kandung dari Israel. Jadi, perang yang terjadi di
daerah Palestina bukanlah perang agama melainkan perang saudara (Yahudi vs
Yahudi). Filistin merupakan bangsa keturunan dari salah satu anak NUH yaitu Ham
(Kejadian 10:6-14 ; 1 Tawarikh 1:8-12). Ham adalah anak
bungsu Nuh yang menceritakan ketelanjangan Nuh pada saat mabuk anggur (Kejadian 9:22) sehingga Nuh mengutuk
Ham atas perbuatannya itu (Kejadian 9:25).
Jadi, Palestina (Kanaan) yang adalah keturunan Ham adalah sebuah bangsa yang
terkutuk. Sementara Israel yang adalah keturunan dari Sem (saudaranya Ham)
adalah bangsa yang diberkati oleh Tuhan. Jelas dikatakan bahwa Israel dan
Palestina adalah saudara kandung (sesama Yahudi) bukan seperti yang diberitakan
selama ini bahwa Israel berperang melawan Islam Palestina. Bahkan sebuah
pengakuan duta besar Palestina (Fariz Mehdawai) untuk Indonesia mengatakan bahwa 50 % penduduk Palestina adalah beragama
Yahudi sisanya beragama Islam dan Nasrani (Kristen).
Tuhan
Allah menghukum Palestina karena melakukan 3 atau 4 kesalahan yang jahat. Kesalahan
pertama adalah dendam kesumat turun temurun kepada bangsa Israel (Yehezkiel 25:15) hanya karena kutuk
nabi NUH kepada anaknya Ham dan keturunan Ham (Palestina). Kesalahan kedua
adalah bangsa Filistin selalu cemburu kepada Ishak sehingga mereka selalu
menutup sumur yang digali oleh Ishak (Kejadian 26:14-15). Kesalahan ketiga adalah bangsa Filistin menghalang-halangi
perjalanan Israel dari Mesir menuju Kanaan (Keluaran 13:17). Kesalahan yang keempat adalah meletakkan tabut
perjanjian Tuhan di sisi Dagon (1 Samuel 5:2). Jelas sekali, bahwa permusuhan Israel dengan Palestina telah ada
sejak jaman nabi Nuh sehingga tidak ada kaitannya dengan perang Israel terhadap
Islam.
Pelajaran
apa yang bisa kita ambil dari pembahasan di atas? Banyak hal yang bisa kita
ambil dari persoalan di atas. Yang pertama adalah kita tidak boleh menceritakan
kesalahan saudara kita kepada orang lain seperti yang dilakukan oleh Ham. Akibat Ham menceritakan keburukan
ayah mereka (Nuh) kepada saudara-saudaranya adalah Ham dikutuk oleh Nuh. Kebiasaan
manusia menceritakan kesalahan orang lain yang lebih sering dikenal dengan gosip
dapat menghancurkan kehidupan kita baik untuk hidup ini maupun untuk hidup
keturunan kita yang akan datang. Seperti penderitaan Palestina yang merupakan
akibat dari gosip yang dilakukan nenek moyang mereka (Ham) ribuan tahun yang
lalu. Demikian juga jika kita senang menceritakan keburukan orang lain maka
kita akan menabur penderitaan untuk keturunan kita sampai ke waktu-waktu yang
tidak akan kita ketahui kapan ujungnya.
Pelajaran
kedua adalah jangan mendendam. Karena dendam kesumat bangsa Filistin kepada
Israel menjadikan murka Allah turun atas mereka. Tuhan Yesus mengajarkan kita
untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Bahkan Yesus mengatakan jika
pipi kananmu ditampar berikan juga pipi kirimu. Ajaran yang Yesus berikan
adalah mengasihi musuh kita seperti diri kita sendiri. Bahkan dalam kitab 1 Yohanes 3:15 dikatakan bahwa membenci
saudaranya sama dengan pembunuh. Andaikata ribuan tahun yang lalu Ham dan
keturunannya tidak menyimpan kebencian terhadap saudaranya Sem dan keturunannya
(Israel) mungkin perang Israel dan Palestina tidak akan jumpai di masa
sekarang. Efek yang luar biasa dari sebuah dendam dan kebencian. Sampai keturunan
kita juga akan mengalami peperangan yang tak ada hentinya.
Pelajaran
yang ketiga adalah jangan pernah menjadi batu sandungan untuk orang lain. Ketika
kita menjadi batu sandungan, tanpa kita sadari kita telah menghalang-halangi
orang lain untuk mengenal keselamatan sejati. Sama seperti bangsa Filistin yang
menghalangi Israel menuju Kanaan membuat Israel harus berlama-lama di padang
gurun. Bahkan mereka harus mati di padang gurun karena bersungut-sungut. Ketika
ada yang ingin bertobat, mereka akan melihat kehidupan kita. Apabila hidup kita
sama seperti mereka, dengan alasan apakah kita membawa mereka untuk mengenal Yesus
Kristus sebagai keselamatan sejati? Dengan menjadi batu sandungan bagi orang
lain akan mengakibatkan kemarahan Tuhan ditimpakan atas kehidupan kita.
Pelajaran
keempat adalah jangan pernah menyamakan Tuhan dengan perkara-perkara dunia ini.
Ketika Filistin menyamakan tabut Allah dengan dewa sesembahan mereka yaitu
dagon. Sehingga murka Tuhan turun atas Filistin. Demikian juga dalam kehidupan
kita di masa kini yang menyamakan perkara-perkara duniawi dengan pelayanan kita
kepada Tuhan. Bahkan terkadang kita lebih mengutamakan kepentingan dunia ini
daripada pelayanan kita kepada Tuhan. Tuhan kita adalah Allah yang membalaskan
kesalahan anak-anakNYA. Bahkan Tuhan mengatakan bahwa orang yang mengasihi
dunia ini tidak layak bagi Tuhan. Untuk itu janganlah kita sampai menyamakan
Tuhan dengan urusan dunia ini bahkan sampai menomorduakan Tuhan. Hal itu akan
mengakibatkan murka Tuhan atas kehidupan kita bahkan sampai kepada keturunan
kita di masa yang akan datang.
Pelajaran
kelima adalah kita harus bisa mengendalikan hawa nafsu kita melalui 5 panca
indra kita. Sama seperti Israel yang harus melawan 5 raja Filistin (Yosua 13:3) demikian
juga kita harus melawan 5 panca indra kita yang menjadi jalan si iblis untuk
menghancurkan kehidupan rohani kita.
Kiranya
Tuhan memberikan hikmat kepada kita untuk lebih tepat mengambil sikap untuk berdiri di tengah-tengah persoalan dunia ini.
Haleluya
……………..
Penulis:
Lisfer Wandi Simangunsong, S.Pd (Ketua PMGPM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar