Multicursor - Working In Background

Welcome

--- Haleluya --- --- Welcome --- --- Huanyíng --- --- Selamat Datang di Blog-nya Pemuda-pemudi dan Remaja Gereja Pentakosta Mandala Medan ---

Kamis, 20 Maret 2014

TABERNAKEL (1)

Apa yang dimaksud dengan tabernakel”? Kita sering mendengarkan kata yang satu ini. Tahukah anda? Tabernakel berasal dari bahasa Latin yaitu “tabernaculum” yang artinya adalah kemah atau tempat tinggal. Berdasarkan kitab Keluaran 25:8-9, Allah memerintahkan Musa untuk membuat kemah suci bagiNYA berdasarkan petunjuk Allah. Dengan kata lain, tabernakel adalah Kemah Suci tempat kediaman Allah. Jadi, Tuhan Allah menjadikan tabernakel sebagai tempat kediamanNYA sendiri. Karena itu, Tuhan Allah sendiri yang menentukan bentuk dan ukuran dari tabernakel yang akan dibangun.

Tabernakel yang diperintahkan Allah untuk dibangun memiliki 3 bagian ruangan yang juga merupakan gambaran Trinitas Allah, yaitu:
   1.  Halaman atau pelataran (Keluaran 27:9)
Pada pelataran terdapat pintu gerbang (Keluaran 27:16), mezbah korban bakaran (Keluaran 38:1) dan bejana pembasuhan (Keluaran 30:18, Keluaran 38:8). Bagian halaman ini juga menggambarkan Allah Anak (Yesus Kristus).
   2.  Ruangan suci (Ibrani 9:2, Keluaran 26:30)
Pada ruangan suci terdapat pintu kemah (Keluaran 26:36, Keluaran 36:37), pelita emas (Keluaran 25:31, Keluaran 37:17) yang terdiri atas 7 buah lampu (Keluaran37:23) dan juga mezbah dupa (Keluaran 30:1). Bagian ini menggambarkan Allah Roh (Roh Kudus).
   3.  Ruangan maha suci (Ibrani 9:3, Keluaran 26:33)
Pada ruangan maha suci terdapat pintu tirai (Keluaran 36:37dan tabut perjanjian (Keluaran 25:10). Bagian ini juga menggambarkan Allah Bapa.

Gambar Tabernakel

Sobat muda yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, bagian-bagian tabernakel yang telah saya terangkan di atas memiliki arti secara rohani. Bangunan fisiknya memang masih ada sampai saat ini, tetapi bagi kita tabernakel tersebut memiliki arti secara rohani. Saya akan coba menjelaskan secara singkat apa arti rohani dari bagian-bagian tabernakel tersebut. Tabernakel sering juga disebut dengan bait Allah, sedangkan Paulus mengatakan dalam 1 Korintus 3:16  bahwa kitalah tabernakel yang sebenarnya. Dengan kata lain bahwa Allah ingin diam dalam kehidupan kita masing-masing. Jadi, supaya Allah mau tinggal dalam hidup kita maka kita harus mau dibentuk menjadi tabernakel yang sesuai dengan ukurannya Tuhan bukan dengan ukuran kita. Apa saja ukuran Tuhan itu? Mari kita bahas satu persatu. Bagian terluar dari tabernakel adalah pintu gerbang
Pintu gerbang

Pintu gerbang berarti menerima dan percaya kepada Yesus sebagai juruselamat pribadi (Yohanes 1:12, Kisah Para Rasul 16:31). Itulah dasar utama yang harus kita lakukan untuk menjadi baitnya Tuhan. Karena hanya melalui Yesuslah kita dapat sampai kepada Allah Bapa yang di Surga (Yohanes 14:6). Tanpa masuk melalui pintu gerbang kita tidak akan bisa sampai ke ruangan maha suci untuk bertemu dengan Allah Bapa di Surga. Karena hanya Yesus yang menjadi pintu untuk masuk ke dalam kerajaan surga (Yohanes 10:9). Tidak ada satu pribadi dalam agama apapun di dunia ini yang bisa memastikan jalan ke Surga selain pribadinya Yesus. Jadi, Tuhan Yesus sudah menutup kesempatan kepada pribadi yang lain yang dapat membawa keselamatan kekal bagi umat manusia yaitu surga. Kita harus bersyukur karena kita telah menerima Tuhan Yesus sebagai juruselamat pribadi kita. Kita dikatakan Kristen karena kita mau menjadi pengikutnya Tuhan Yesus. Bukan karena Tuhan itu memiliki agama. Agama itu adalah buatan manusia karena melalui agama manusia bisa percaya kepada Sang Pencipta yang Maha Agung. Kalau Tuhan memiliki agama, maka Tuhan harus percaya dan meyakini pribadi yang mana? Sedangkan Dia sendirilah sumber dari segala keyakinan itu. Jadi, saudara jangan ragu lagi bahwa Tuhan Yesuslah pintu gerbang menuju keselamatan kekal untuk selama-lamanya. 

Pada pintu gerbang terdapat 4 kain yaitu kain ungu tua yang menggambarkan injil Matius, kain ungu muda yang menggambarkan injil Markus, kain kirmizi yang menggambarkan injil Lukas dan kain lenan halus yang menggambarkan injil Yohanes. Injil Matius menggambarkan Yesus sebagai raja dengan kuasa dan wibawaNya. Injil Markus menggambarkan Yesus sebagai hamba dan kuasa kebangkitanNya. Injil Lukas menggambarkan Yesus sebagai Anak Manusia di dalam sengsaraNya dan injil Yohanes menggambarkan Yesus sebagai Anak Allah dalam kemuliaanNya. Kain-kain tersebut diikat pada tiang-tiang yang disambung dengan penyambung perak (Keluaran 27:17). Penyambung perak menggambarkan kasih persaudaraan (Kolose 3:14) artinya adalah kita harus mengasihi saudara kita yang baru saja bertobat supaya mereka dapat bertahan dalam kebenaran Firman Tuhan. Jadi, kita sebagai orang yang terlebih dahulu mengenal Kristus harus bisa membimbing orang-orang yang baru saja bertobat kepada Tuhan Yesus Kristus bukan menjadi batu sandungan bagi mereka.

Bersambung………………


Penulis: Lisfer Wandi Simangunsong, S.Pd (Ketua PMGPM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar