Di bulan
Desember ini kita sebagai umat Kristen pasti sudah banyak mengikuti perayaan
natal. Mungkin timbul pertanyaan dari dalam hati kita, kenapa natal yang ini
penuh hikmat sedangkan natal yang kemarin penuh kekacauan padahal panitianya
terdiri dari orang-orang yang hebat secara organisasi?
Saudara
dan saudariku, tidak selamanya kepanitiaan yang terdiri dari orang-orang yang
hebat secara pangkat dan jabatan di dunia ini bisa menghasilkan sebuah perayaan
yang berkesan. Mereka bisa saja hebat secara pangkat dan jabatan, tapi selidiki
dulu hati mereka apakah bisa merendahkan diri di hadapan Tuhan Yesus. Pengalaman
saya dalam menjadi kepanitiaan natal, banyak panitia yang terdiri dari
orang-orang yang hebat secara dunia mengandalkan kekuatan dan kemampuan mereka
sendiri. Mereka terlalu egois karena merasa lebih mampu daripada yang lain. Ada
kesombongan dalam diri mereka masing-masing sehingga tidak ada kerjasama yang
baik antara panitia. Seorang ketua yang merasa lebih hebat dalam pengalaman dan
pendidikan tidak mau mendengarkan dan melakukan saran dari anggotanya yang
lebih muda darinya dalam hal apapun. Sehingga anggota yang merasa disepelekan
tersebut tidak mau melakukan arahan ketuanya. Inilah sebagian alasan kenapa
beberapa acara natal terkesan kacau.
Natal
adalah sebuah perayaan untuk memperingati kelahiran Tuhan Yesus dalam penuh
kesederhanaan. Sangat mustahil kita bisa membuat sebuah perayaan natal yang
sukses apabila hati setiap panitianya dipenuhi dengan kesombongan, kedengkian,
kebencian dan hal-hal lain yang bertentangan dengan firman Tuhan. Karena Tuhan
sendiri menentang akan hal itu (Yakobus 4:6). Tuhan lebih menyenangi
orang-orang muda yang belum memiliki pengalaman tetapi mau dibimbing dan
diarahkan oleh Roh Kudus daripada orang-orang yang dewasa yang kaya pengalaman
tetapi mengandalkan kekuatan dan hikmatnya sendiri. Karena Tuhan sendiri
berkata bahwa Ia akan mengangkat orang-orang yang lemah untuk mempermalukan
orang-orang yang kuat (1 Korintus 1:27).
Tidak
ada gunanya kita menyombongkan diri di hadapan Tuhan. Dengan cara tidak peduli
akan hal-hal yang bersifat kerohanian dan sosial kita dikatakan sombong kepada
Tuhan. Karena Tuhan berkata, apa yang kita lakukan kepada manusia sama saja
kita melakukan kepada Tuhan (Matius 25:40). Kepada manusia yang kita lihat saja, kita sudah tidak peduli apalagi kepada Tuhan yang tidak kita lihat? Marilah kita saling menolong,
saling membantu dalam pelayanan kita kepada Tuhan Yesus. Janganlah kita
menganggap seorang yang lain lebih rendah daripada kita karena kita semua sama
derajatnya di hadapan Tuhan. Itulah arti natal
yang sebenarnya. Kita harus bisa membuang keegoisan dalam diri kita, dan mau
merendahkan diri kita di hadapan Tuhan sama seperti Tuhan Yesus yang maha
sempurna rela hadir di sebuah tempat yang sangat hina yaitu sebuah kandang
domba.
Dengan
tulisan ini, saya mengajak kalian semua saudara dan saudariku yang terkasih dalam
nama Tuhan Yesus untuk berbuat baik dan lakukan Firman Tuhan. Kita telah lunas
dibayar oleh darah Tuhan Yesus sehingga kita layak untuk melayani Dia yang
adalah Tuhan pencipta langit dan bumi. Sembah dan puji Dia serta tinggalkan iri
hati, kesombongan karena itu semua tidak ada gunanya dalam pelayanan kita. Kalau
kita masih menyimpan dendam dan kebencian kepada saudara kita berarti kita
belum mengerti apa arti natal yang sesungguhnya.
Selamat
hari Natal, Tuhan Yesus memberkati.
Haleluya…………..
Penulis:
Lisfer Wandi Simangunsong, S.Pd (Ketua PMGPM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar